“Komitmen kita yaitu kita ingin memastikan semuanya ormas di Jakarta didukung dari Pemda dan dananya ada. Begitu ada keberpihakan, dananya dapat disalurkan pada mereka, ” katanya seperti diansir oleh Detik. com.
Mendengar janji Anies itu, saya segera berencana membuat tiga ormas sekaligus. Ormas pertama, Masyarakat Pecinta Rumah Tanpa DP yang saya singkat Mampet. Ke-2, Persatuan Himpunan Pencegah Banjir Vertical Dranage (PHP), ketiga, Fans Penggemar Anies Indonesia (FPAI). Seru.
Sudah pasti saya bakal bertarung dengan beberapa ribu ormas yang lain yang juga ingin memperoleh dana. Dapat di pastikan dana yang saya peroleh kalah besar dengan dana yang didapat oleh FPI. Mengapa? Karena FPI yaitu ormas pendukung berat Anies. FPI tentu dibedakan serta diistimewakan.
Saya yakin bila Anies menang, maka Rizieq tidak perlu bersusah-payah demo. Juga GNPF MUI tak akan susah mempertanggungjawabkan dana demo Rp 100 miliar seperti yang saat ini diobok-obok oleh Bareskrim Polri. Toh dana itu kan hibah. Jadi dana yang didapat tak perlu dipertanggungjawabkan alias beberapa suka gue.
Saya sudah dapat membayangkan Habib Novel dengan jargon Fizza Hutnya. Energinya bakal makin membara karena tak akan pikirkan dana. Toh dana ormas selalu mengucur deras dari program Anies.
Sementara itu dana OK Oce dari proyek Sandi juga selalu mengucur. Meskipun telah mengeluh masalah dana kampanye, toh janji OK Oce Sandi tetap diimpikan bak Kodok mengimpikan burung gagak.
Jelas ormas di zaman Anies bakal berpesta pora. Bila di zaman Ahok ormas sesak napas karena dana dihentikan, jadi di masa Anies, ormas bakal bernafas buaya. Nafasnya panjang.
Dapat di pastikan, Anies bakal bikin serta mensubsidi sebanyak mungkin ormas supaya dia nantinya dapat lagi diambil untuk periode ke-2. Jadi dapat 10 th. menjadi gubernur DKI Jakarta.
Nah, karena semua ormas memperoleh bagian jatah, jadi dapat di pastikan tak ada lagi ormas yang mendemo Anies di Jakarta. Jika ada mahasiswa yg tidak sepakat dengan Anies, tinggal disuruh membuat ormas, bisa dana, lantas tutup mulut. Bila penyakit berlanjut, dana bakal distop.
Jadi ke depan berjubel ormas di DKI Jakarta dengan bosnya sendiri Anies. Apa yang disebutkan Anies pastinya dituruti oleh ormas-ormas itu. Ormas terang bakal ikuti tekad tuannya.
Bisa jadi jika Anies menginginkan menembak Jokowi di istana, Anies tinggal gunakan kode Pasopati (demo istana), Gatot Kaca (demo lawan politik), Kucing hitam (demo calon penantang). Wah, tinggal ngipas.
Sementara itu warga Jakarta yang masihlah waras, tinggal gigit sepuluh jari. Warga tinggal menyesali nasi yang telah jadi bubur. Pajak yang dibayar tak pas tujuan serta jadi bancakan ormas-ormas. Pajak serta duit negara yang dikumpulkan 1/2 mati dari pajak bakal dipakai untuk bangun manusia waras ala Anies.
Sambil menanti giliran panjang 100 km antrian rumah tanpa DP, menanti realisasi vertical drainage tiap-tiap tikungan, warga Jakarta bakal dijejali info prestasi Anis yang dapat menyerap biaya 100% pas saat.
Pasti BPK juga tidak segan-segan mengganjar Pemprov DKI dengan opini penilaian paling tinggi WTP. Baliho Anies juga bakal memenuhi setiap beberapa pojok DKI Jakarta mendekati Pilpres 2019 yang dikibarkan oleh ormas-ormas.
Anggaran-anggaran DKI Jakarta juga dengan secepat kilat di setujui oleh DPRD DKI Jakarta. Karena semuanya kebutuhan diakomodir oleh Anies. Filosofi Anies yang bakal merangkul semuanya pihak, bakal memakai biaya untuk memperjuangkannya. DPRD juga ‘tak berkutik’ lantaran sukses dirangkul manis oleh Anies.
Tidak masalah pembangunan fisik jadi 0 % perubahannya. Bila warga ajukan pertanyaan mengapa pembangunan fisik 0 % seperti DP tempat tinggal 0 % serta tak akan tampak di Jakarta? Anies sudah miliki jawaban tepat. Tak utama pembangunan fisik.
Yang utama yaitu pembangunan manusianya. Demikianlah jawaban telak Anies. Tidakkah Anies tengah penuhi janjinya bangun manusia seutuhnya?
Jika manusianya suka, lanjut Anies, tidak ada yang digusur, tidak ada demo, santun, tak akan terdengar kalimat kasar, jadi itu yaitu pembangunan hebat dalam histori kita. Kita selalu berkata-kata. Kata yaitu seni, kata yaitu santun, kata yaitu pembangunan, kata yaitu jalan menuju kebahagiaan.
Golongan tak waras manggut-manggut. Sedangkan golongan waras stress. Duit pajak habis th., habis juga dibagi-bagi dengan serapan biaya 100%.
Perbincangan warga juga sering berlangsung mengenai penggunaan duit APBD DKI. Hei, that is our money! Lalu beberapa pendukung Anies menjawab itu bukanlah duit nenek lu. Sebaliknya penentang Anies, hei itu bukanlah duit nenek lu. Lalu duit pajak juga makin turun. Jakartapun kembali jadi kota binatang buas ala Sutiyoso.
Janji Anies yang bakal memberi dana untuk semuanya ormas terang satu malapeta. Jakarta ke depan bakal dimaksud kota ormas, negeri ormas, negeri yang penduduknya hidup dari dana ormas. Terang janji Anies itu meninabobokan calon pemilihnya.
Untuk mencapai nada serta kemenangan, saat ini Anies meluncurkan janji baru, janji dana ormas. Tidak perduli kalau itu duit rakyat. Yang utama berjanji, berjanji ugal-ugalan.
Hingga saat ini, umum Jakarta belum memahami apa program terang Anies untuk bangun Jakarta. Umum sebenarnya telah membolak-balik serta mengolah program Anies supaya memahami. Saya sendiri meneropong program Anies itu dari atas, dari bawah, samping kiri-kanan, dari dekat, jauh, namun masih tetap buram.
Pun saya coba jungkir-balik, agar lebih paham, toh tetaplah kabur. Lantas saya menggunakan kaca mata hitam, jadi makin pekat. Saya ganti kaca mata kuda agar saya fokus lihat arah programnya serta tidak dipengaruhi dengan godaan kuda betina lain, eh jadi gagal konsentrasi.
Nah, nyatanya program Anies baru bisa dipahami bila mulut santun, janji ugal-ugalan dengan isi hati seperti biji kedondong. sbr
Salam Seword
Link Alternatif >>> Klik Disini