Ahmad Ishomuddin dihina karena jadi saksi Ahok. (Facebook/ahmad.ishomuddin) |
"Jabatan tersebut tidak saya minta dan jika lepas dari saya juga saya ikhlas demi menegakkan keadilan," ujar Ishomuddin yang disambut tepuk tangan hadirin dalam acara 'Sekolah Kepemimpinan Gus Dur' di Graha Gus Dur, Kantor DPP PKB, Jl Raden Saleh I No. 9 Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (26/03/2017), seperti dilaporkan Detikcom.
Dia juga menegaskan pentingnya saling membantu dengan seluruh elemen masyarakat, tanpa memandang perbedaan agama untuk kemajuan bangsa. Ishomuddin mengibaratkannya sebagai dua tangan yang saling membantu.
"Nonmuslim itu bukan musuh orang Islam. Mereka saudara sebangsa setanah air. Nonmuslim adalah warga yang harus diajak bekerja sama untuk kemaslahatan bersama. Islam maslahat, yang lain juga maslahat. Semua adalah keluarga yang harus hidup berbahagia di dalam negara Indonesia ini," ucapnya.
Diwawancara usai acara, Ishomuddin mengaku belum mengetahui pemberhentiannya secara resmi. Belum ada perwakilan MUI yang memberikan surat kepadanya.
"Saya tidak mengetahui sudah ada pemberhentian kepada saya karena belum ada satu orang pun dari MUI yang menyampaikan surat pemberhentian terhadap saya. Kalaupun diberhentikan saya tidak ada masalah. Kerena jabatan bagi saya bukan segala-galanya. Yang terpenting bagi saya adalah penegakkan keadilan," terang Ishomuddin.
Sebelumnya, Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid telah mengonfirmasi soal pemberhentian Ahmad Ishomuddin pada Jumat (24/03/2017). Menurutnya pemberhentian ini bukan semata karena keterlibatan Ishomuddin sebagai saksi ahli dalam sidang penistaan agama dengan tersangka Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
"Tetapi karena ketidakaktifan beliau selama menjabat Wakil Ketua Komisi Fatwa di MUI," terangnya.