Anies Makin Kelihatan Kebohongan Programnya, Makin Kelihatan Ngawurnya.



Ketika Ahok menganjurkan pendukungnya tidak menyerang program Anies lagi, saya sebenarnya sudah berhenti menyerang program Anies yang sangat konyol dan tidak masuk akal tersebut.

Namun Anies lagi-lagi membuat pernyataan yang membuat dirinya sendiri makin tampak konyol. Pernyataan Anies yang dimuat di sini (https://news.detik.com/berita/3431570/program-rumah-dp-0-dicibir-anies-masa-cuma-bisa-nge-bully) yang menyebabkan saya tidak bisa diam lagi. Sebagai pendukung Ahok, saya ingin sekali mengikuti anjurannya, namun nalar saya sebagai kalangan berpendidikan tidak mengijinkan saya untuk diam saja melihat tingkah laku seseorang yang mengaku berpendidikan namun ucapannya tidak menunjukkan level pendidikannya.

Salah satu saran Suze Orman (pakar keuangan di Amerika Serikat) adalah, jika memang tidak sanggup membeli rumah, maka jangan dipaksakan karena hal tersebut malah akan mengacaukan keuangan pembeli rumah tersebut. Memang banyak orang ingin membeli rumah, tapi itu kalau mampu. Kalau tidak mampu lebih baik menyewa saja, bukan hal yang tabu untuk menyewa rumah (http://www.suzeorman.com/blog/4-signs-you-should-rent-not-buy).

Ahok menyadari itu, karena itu Ahok menyediakan program rusunawa untuk golongan miskin. Ahok sadar bahwa golongan miskin tidak akan mampu membeli rumah di Jakarta karena pendapatan mereka yang tidak menentu sehingga dibangunlah rusunawa oleh pengembang sebagai bentuk kontribusi mereka kepada pemerintah daerah yang kemudian disewakan kepada golongan miskin dengan biaya yang amat sangat murah dengan fasilitas yang membuat saya sendiri iri.

Anies bilang kalau ada legal opinion-nya. Pak Anies ini buta atau tuli ya? Sudah jelas-jelas ada legal opinion dari BI sebagai otoritas tertinggi perbankan yang mengatakan program Pak Anies ini melanggar aturan, tapi masih ngotot? Belum menjabat saja sudah mau melanggar peraturan, bagaimana kalau sudah jadi pejabat?

Anies hanya membahas DP, bagaimana dengan cicilannya? Bagaimana dengan bunganya? Bagaimana resikonya terhadap perbankan jika terjadi kredit macet? Anies sempat mengatakan bahwa Bank DKI bisa diberi tugas untuk melaksanakan programnya. Tidak semudah itu memberikan penugasan kepada Bank DKI untuk program Anies tersebut karena walaupun Bank DKI milik Pemerintah Daerah Jakarta, namun tetap saja harus tunduk terhadap aturan BI dan OJK. Jika Anies memaksakan programnya ini kepada Bank DKI, saya yakin akan terjadi kredit macet besar-besaran di program Anies ini dan Bank DKI akan menjadi insolvent dan akhirnya BI harus turun tangan dalam restrukturisasi Bank DKI yang diakibatkan oleh program Anies ini. Jadi jelas bahwa program Ahok jauh lebih realistis dan sudah terbukti daripada program Anies yang manis di mulut namun teorinya ngawur, apalagi kalau dipraktekkan.

Anies ini menuduh semua yang tidak setuju dengan programnya nge-bully dia. Saya akan tanya, atas dasar apa Anies menuduh kami mem-bully dia? Yang di-bully itu adalah Ahok dengan isu SARA, termasuk si Anies sendiri yang memainkan isu SARA. Jangan maling teriak maling, Pak Anies. Apa yang kami lakukan adalah mengkritik program Bapak yang tidak masuk akal dan melanggar peraturan. Dan hal ini juga berlaku kepada Ahok jika ada programnya yang tidak masuk akal atau melanggar peraturan. Ingat, kami adalah warga yang berpikiran kritis, bukan penghuni bumi datar yang punya otak tapi tidak dipakai.

Yang tega itu Anda, Pak Anies. Sudah jelas-jelas penduduk yang hidup di garis kemiskinan itu tidak akan sanggup membeli rumah, kok dipaksa beli rumah? Apakah Anda itu marketing perumahan sampai sebegitu ngototnya menawarkan barang dagangan Anda? Tidak peduli orang tersebut tidak mampu beli pokoknya Anda bisa menjual rumah? Ini sih mental marketing, bukan mental pemimpin. Apakah ada hidden agenda dalam program Anda ini?

Klaim Anies bahwa programnya ini mendapat tanggapan positif dari perbankan merupakan kebohongan publik. Komisaris Bank BTN malah mengatakan bahwa program Anies yang menghapus DP sama sekali tidak mendidik konsumen, malah memperbesar kemungkinan kredit tersebut macet (http://properti.kompas.com/read/2017/02/12/095759621/dp.rumah.0.persen.tidak.mendidik.konsumen).

Sumber : seword.com

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »