BERITA HEBOH!!! Ketua Umum PBNU Marah Besar Dan Menarik Dukungannya Untuk Anies - Sandi Di Putaran Ke-2 Pilgub DKI, Karena Alasan Ini


Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 telah dimulai 1 minggu yang lalu. Masa kampanye yang agak ‘senyap’ ini memang berbeda sekali ketika masa kampanye putaran pertama, dimana semua nama 3 pasangan calon kerap tidak henti membanjiri pemberitaan nasional di berbagai halaman berita online.

Karena berbagai faktor, memang sepertinya lebih nyaman dan lebih konduif kondisi seperti ini bagi seluruh rakyat Indonesia.

“Masalah politik jangan dicampuradukan dengan agama. Allah jangan diajak kampanye. Tuhan kok diajak kampanye,” kata Said Aqil saat ditemui di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2017). Sumber.

“Program kerja saja yang disampaikan. Program yang baik. Jangan bawa-bawa Tuhan,” ujar Said Aqil.

“Orang Islam wafat, orang Islam yang hidup wajib menshalatkan. Kalau tidak dosa semua, fardu kifayah. Tidak ada masalah politik, masalah pilpres, pileg, pilgub, pilbup milih siapa jangan dimasalahin. Selama Islam, ya wajib dishalatkan,” kata dia.

Tuhan kok Disuruh Memihak Dalam Politik, Otaknya Dimana?

Tuhan Sang Maha Pencipta langit, bumi, dan makhluk hidup adalah Yang Maha Kuasa menurut saya tidak dapat didefinisikan. Karena ketika kita mencoba mendefinisikan dengan kata-kata yang terbatas, maka berkuranglah keagungan-Nya.

Meskipun manusia tetap dapat merasakan kebesaran-Nya, saya kira sangat tidak sopan dan kurang ajar ketika manusia menganggap Tuhan memihak dalam urusan politik.

Politik adalah urusan perebutan kekuasaan antar manusia, politik adalah urusan dunia yang hanya melibatkan manusia-manusia yang hidup di bola bumi ini. Kenapa harus kita meminta Tuhan untuk kampanye untuk kita dengan seolah-olah menanamkan pikiran bahwa Tuhan hanya memberikan restunya kepada kita dan golongan kita?

Kalau memang benar Tuhan itu hanya ada satu, berarti Allah Yang Maha Kuasa juga lah yang menciptakan berbagai perbedaan warna kulit, bahasa, suku, ras, budaya, dan lain-lainnya.

Kalau semuanya adalah makhluk ciptaan Tuhan, apakah mungkin Tuhan berpihak dalam persaingan politik para ciptaan-Nya? Kita bukan sedang dalam konteks perang loh! Yang menganggap Tuhan berpihak, otaknya dimana?

Akankah Anies/Sandi dan Pendukungnya Masih Ngeyel?

Setelah dihimbau begini oleh Pak Said Agil, apakah Anies Baswedan akan masih ngeyel? Mengungkit-ngungkit di dalam kampanyenya tentang keharusan untuk memilih dirinya karena persamaan agama bagi saya masuk kategori dalam mencampuradukkan politik dengan agama.

Saya tidak akan pernah lupa perkatannya di Mata Najwa yang dengan gamblang mengaku sepaham dengan Front Pembela Islam (FPI) dalam kriteria memilih gubernur sesuai tafsiran Al-Maidah 51 mereka.

Menghimbau untuk dipilih berarti dia ada kepentingan politik dalam perkataannya, menggunakan ayat suci Al-Quran dalam menghimbau berarti unsur agama sudah digunakan. Jadi sudah klop kan?

Mencampuradukkan politik dengan agama sudah sangat jelas! Berarti menggunakan Al-Quran yang berisi firman-firman Allah untuk kepentingan politik pribadi adalah tindakan yang mengajak Allah untuk kampanye! Iya atau tidak?

Akankah mereka masih ngeyel? Pendukung Anies/Sandi juga sama saja lah, setiap hari jualannya agama, agama dan agama lagi. Media sosial selalu dipenuhi dengan seruan dan teriakan angkuh dari para pendukung nomor 3 tentang Al-Maidah 51, yang kemudian tafsirannya dibantah oleh sebagian umat Muslim lain dan mengakibatkan adu mulut yang menjuru ke konflik horizontal. Saya sangat tidak yakin mereka akan berubah.

Dulunya ya saya kira Anies Baswedan adalah negarawan yang mementingkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadinya untuk terpilih. Tapi pernyataannya di Mata Najwa selama-lamanya tidak dapat saya lupakan, ternyata dia hanya politisi biasa yang beda kesempatan dan beda omongannya.

Senjata ‘agama’ yang kelihatannya memang sangat ampuh dan membuat mereka merasa di atas angin dalam pertarungan putaran kedua ini sih saya prediksi akan terus digunakan oleh kubu mereka.

Benar saja, mereka sekarang seolah sudah di depan pintu kemenangan ketika mendapatkan begitu banyak dukungan dari suara kubu nomor 1 di putaran kedua ini. Apakah mungkin mereka mau melepaskan berlian di tangan mereka?

Penutup

Saya sangat ragu bahwa Anies dan pendukungnya tidak ngeyel. Yang penting menang dulu bos, semua masalah atau konflik nanti setelah menang dapat dipikirkan penyelesaiannya. Himbauan dari Ketum PBNU mah masuk kuping kanan keluar kuping kiri saja. Begitu kah Pak Anies?

Yang penting putaran pertama DKI dapat suara Agus/Sylvi karena menekankan sikap tentang pemimpin harus Muslim setelah bertemu Rizieq Shihab FPI. Kini putaran kedua bertemu dengan Said Agil yang merupakan simbol tokoh Islam moderat ya entah ingin menyampaikan pesan terselubung apa?

Kalau pun tiba-tiba Anies berubah dengan mengatakan Muslim tidak harus memilih Muslim, sepertinya hanya demi kepentingan pencitraan politik saja di putaran kedua ini.

Yang penting terpilih dulu bos, nanti kita bisa berubah lagi perkataannya, bisa balik menggunakan topeng lagi dan bisa juga baru nanti menekankan sikap Islam moderat kepada masyarakat kan tidak terlambat juga. Begitu kah Pak Anies?

Kan sudah terbukti berkali-kali Anda ini berubah-ubah omongannya. Katanya saat ikut Konvensi Partai Demokrat menyindir kegiatan blusukan Gubernur DKI saat itu Pak Jokowi kan ya (Sumber).

Lalu pas Pilpres 2014 pada akhirnya kampanye untuk Pak Jokowi dan menjelek-jelekkan Pak Prabowo dengan sangat keras. Kini di Pilgub DKI diusung oleh Prabowo, berarti berubah lagi sikapnya. Iya nggak Pak Anies?

Dari sebatang pohon yang ingin berdiri kokoh dan tegar di tengah badai dan topan…

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »