Ketika Djarot Diteriaki Pendukung Anies Baswedan, Anies Malah Ngomong Begini


Kemarin sore, pada tanggal 11 Maret 2017, ketika memenuhi undangan selawat dan zikir memperingati Supersemar Pak Harto di Masjid At-Tin TMII, Jakarta Timur, Wakil Gubernur Jakarta non aktif Djarot Saiful Hidayat menghadapi aksi penolakan bar-bar, dimana beliau diteriaki kafir, anak babi, haram, dll oleh puluhan hingga ratusan warga yang berada di depan Mesjid.


Ketika acara sudah selesai dan Djarot beranjak meninggalkan tempat acara, kembali beliau menerima perlakuan biadab, diteriaki kafir, haram, malah sempat dilempar botol minuman. Luar biasa sekali.

Mungkin Ahok Djarot satu-satunya paslon petahana di seluruh Indonesia yang ‘nasibnya’ sedemikian mengenaskan. Video aksi penolakan tersebut menjadi viral di medsos https://youtu.be/wtXt6OGIhr0

Sehari setelah kejadian mengenaskan tersebut, Anies Baswedan ternyata menanggapi insiden tersebut dengan santai. Malah berbalik mengingatkan, sebagai pemimpin tidak boleh melecehkan warganya.

Berikut kutipan pernyataan Anies di Kebun Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 12 Maret 2017 :

“Karena itu jangan pernah melecehkan, karena masyarakat juga akan merespon balik. Jadi kalau pemimpin menghargai rakyat, insya Allah rakyat menghargai pemimpin.”

Baru setelah itu Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini mencoba meluruskan, bahwa masyarakat seharusnya saling menghormati.

“Kita juga berharap pada warga siapapun yang datang dihormati. Siapapun yang hadir diajak dialog. Menjunjung tinggi adab dan adabnya itu kalau ada tamu dihormati, itu adab kita.”

Anies juga mengingatkan agar pemimpin mengayomi semua orang, bukan hanya kelompok tertentu.

“Ini yang ingin kita bangun juga, kepemimpinan yang mengayomi semua.”

Sekali lagi ya, Pak Djarot memenuhi undangan, malah undangan yang beliau terima adalah undangan VIP.

Sangat disayangkan ‘panitia’ penyambutan dan pelepasan tamu Djarot malah memperlakukan beliau demikian hina. Hanya karena pendukung paslon sebelah takut kalah dan tidak dapat bersikap dewasa.

Tapi bagaimanapun saya sangat salut dengan sikap pak Djarot yang tetap sabar bahkan selalu memberikan senyuman sepanjang beliau mendapatkan perbuatan keji tersebut. Memang bermental Badja!

Untuk tanggapan Anies Baswedan terhadap insiden tersebut, terus terang saya gagal paham. Banyak tanda tanya dan kejanggalan di dalam kalimat-kalimat santun tapi pedas. Terutama pada kalimat-kalimat pertama:

“Karena itu jangan pernah melecehkan karena masyarakat juga akan merespon balik”

Siapa yang melecehkan siapa maksudnya disini? Apakah Pak Djarot pernah melecehkan? Kapan? Dimana? Apa buktinya?

Kalimat ini sepertinya suatu ‘pembenaran’, bahwa sudah ‘sepatutnya’ kejadian naas yang dialami oleh Cawagub Djarot terjadi kepada beliau. Tidak ada empati, yang ada malah sindiran tajam dari seorang Anies Baswedan yang dulu sangat saya kagumi. Ah sakit bro…sakiit…

“Jadi kalau pemimpin menghargai rakyat, insya Allah rakyat menghargai pemimpin.”

Lagi-lagi kalimat berisi tuduhan tak berdasar. Apakah maksudnya pak Djarot tidak menghargai rakyat? Yakin pak Anies? Kalau begitu kenapa menurut survey, 70% rakyat Jakarta puas dengan kinerja Ahok Djarot? Sumber: Detik

Lagipula, kalau benar Ahok Djarot pemimpin yang melecehkan dan tidak menghargai rakyatnya, mana mungkin kemarin Pilkada putaran pertama masih menang angkanya dari anda pak Anies?

Walaupun pak Ahok sudah duduk di kursi terdakwa loh, tiap hati Selasa rutin ikut persidangan.

Coba keadaannya dibalik, pak Anies Baswedan yang bolak-balik ke persidangan, duduk di kursi terdakwa. Anda yakin masih bisa maju ke putaran kedua? Dengan perolehan suara tertinggi pula? Saya yakin bisa, dalam mimpi anda saja tapi, hehehe…

Mungkin pak Anies sengaja berkata begitu untuk ‘mencuci otak’ warga Jakarta saja ya? Supaya mereka membelot dari Ahok Djarot gituh? Yeah, strategimu basi pak Anies, hihihi…

Atau jangan-jangan pak Anies mengikuti survey internal yang diadakan PKS. Itu tuh survey yang pada Pilpres kemarin hasilnya Prabowo Hatta yang menang, aih aiiih…

Semestinya walaupun masih di tengah masa Pilkada, sikap saling hormat menghormati antara sesama paslon harus tetap dijaga.

Janganlah terlalu jumawa merasa sudah pasti menang ya pak Anies dan pak Sandi. Putaran kedua masih nanti tanggal 19 April pencoblosan nya. Kita lihat saja nanti…

Sumber : merdeka.com

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »