Sungguh Memalukan..!! Anies Kembali Asal Ngomong Tanpa Data Yang Akhirnya Diralat Sendiri.



Anies sepertinya tidak kapok-kapok. Dari saat debat hingga sekarang, saat menyerang Ahok data yang dia pakai selalu asal-asalan. Sekarang Anies menuduh adanya tanah negara yang dibangun menjadi mall.

“Tanah Pemprov saja bisa dipakai untuk mal, tanah negara dipakai mal, kenapa rakyat kecil mau pakai jadi ribut? Kenapa rakyat kecil mau pakai tanah negara jadi ramai? Mau dipakai buat mal, kita semua diam,” kata Anies di Jakarta Selatan

Saat ditanya dimanakah mall tersebut, tahu apa kata Anies?

“Nanti kami diskusikan, tidak bisa saya jelaskan sekarang,” ujar Anies saat berada di sebuah rumah makan.

Seusai melontarkan pernyataan tersebut, Anies langsung menyudahi sesi wawancara. Dia bergegas keluar dari rumah makan lalu tersebut langsung masuk ke mobilnya dan meninggalkan lokasi.

Nah, pikirkan sendiri mengapa Anies langsung bergegas ‘kabur’ setelah ditanya oleh wartawan. Tidak ada alasan mengapa Anies tidak bisa menyebutkan lokasi tanah negara yang menjadi mall tersebut kecuali memang Anies asal ngomong. Kalau tahu sudah pasti Anies akan langsung menyebutkan nama mall dan lokasinya. Menyerang Ahok entah pakai data yang mana, akhirnya kena batunya sendiri.

Mantan Menteri Kok Datanya Aneh?

Anies bukan orang sembarangan. Beliau merupakan orang terpelajar bahkan pernah menjadi Menteri Pendidikan sehingga kepintaran beliau tidak diragukan. Namun semenjak Anies ikut Pilgub, sepertinya pikiran Anies mengalami korslet, mendadak koplak. Masih ingat saat Anies berusaha menyerang Ahok soal peringkat pendidikan di Jakarta di debat?

Ternyata data yang dipakai salah dan langsung dicounter Ahok dengan data yang benar bahwa Kemendikbud memiliki peringkat buntut saat disurvey. Anies ini mencari data lewat mana? Kayaknya google masih bisa dipake, kok data yang dipegang Anies tidak waras? Apa datanya buatan sendiri? Masak Mantan Menteri datanya koplak?

Nah, mengenai progam DP nol persen, kita semua sudah tahu bahwa progam ini melanggar peraturan BI. Setelah diklarifikasi Anies menyatakan bahwa kalau lewat progam pemerintah maka DP boleh ditanggung Pemerintah. Ini merupakan pernyataan yang asal ngomong. Orang yang ingin membeli rumah wajib dibebankan DP, bahkan bila DP tersebut akan ditanggung pemerintah.

Akhirnya Anies meralat bahwa sebagai penganti DP maka warga wajib menabung selama 6 bulan di bank DKI. Lha? Berarti ada DP dong? Jadi bingung rasanya membahas progam milik Anies ini. Progam Anies seperti laporan tugas mahasiswa yang perlu direvisi karena banyak yang salah. Diubah-ubah sampai diterima dosen. Masak progam untuk rakyat banyak yang salah-salah?

Anies juga mengatakan bahwa ada intimidasi saat Pilgub 15 Februari yang lalu.

“Banyak sekali hal-hal yang kami pandang perlu dapat perhatian khusus, terutama terhadap pengamanan suara dan ini adalah pengalaman berharga,” ujar Anies.

“Ternyata kita menemukan praktik-praktik intimidasi, praktik-praktik pemaksaan kita akan tindak lanjuti sekaligus juga kita akan buat langkah-langkah ke depan,” ucap dia.

“Ya sebagian kita akan laporkan ke Bawaslu dan sebagian juga kita lihat di lapangan yang pembuktiannya tidak sederhana, tetapi saya percaya bahwa pemilu jurdil itu harus kita tegakan,” kata Anies.

Buset! Asli, perlu tepok jidat seratus kali sebelum bisa mempercayai bahwa Anies mengatakan hal tersebut. Bukankah pihak Ahoklah yang diintimidasi? Di TPS-TPS yang mendukung Ahok ada yang terjadi keanehan seperti kertas suara yang bisa habis dan warga yang tidak bisa mencoblos.

Bukankah pemilih Ahok lah yang diiintimidasi agar memilih Gubernur yang Islam? Pemilih Anies diintimidasi apa? Anies sendiri tidak mengatakan dimana dan bagaimana praktik intimidasi yang terjadi. Berbeda dengan intimidasi yang terjadi kepada pemilih Ahok, langsung disebutkan tempat dan ada juga videonya.

Anies ini seperti ada kebiasaan asal ngomong. Anies mungkin saja sadar kalau menyerang Ahok itu tidak bisa memakai data yang valid. Prestasi Ahok di Jakarta terlalu menyilaukan bagi Anies. Lihat saja, Anies jarang sekali menyerang Ahok soal masalah utama di Jakarta, yaitu kemacetan, banjir dan pungli serta korupsi.

Jelas Ahok lebih bagus dari Anies sehingga data yang dipakai menyerang pun terkesan palsu. Pantas saja Jokowi memecat Menteri seperti ini, sering memakai data hoax. Bila dulu kita heran mengapa Anies dipecat, sekarang tidak lagi. Menjadi Cagub saja datanya sudah salah, apalagi kalau jadi Gubernur?

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »