BERITA SORE HARI INI...!!!! TERUNGKAP FAKTA YANG MENGEJUTKAN...!!!! JAKSA AGUNG = RAJA SALMAN RELA MENGORBANKAN WAKTUNYA DATANG KE INDONESIA DEMI SEBAGAI SAKSI ALHI PERSIDANGAN PAK AHOK PADA PEKAN DEPAN,AGAR PAK AHOK RESMI DIBEBASKAN DAN TERHINDAR DARI SEGALA FITNAH KHUSUSNYA ORANG -ORANG YANG SUKA MENJATUHKAN PAK AHOK...!!! MANTAP SILAHKAN DSHER DAN SETUJU GGK...!!!!

Ketika beberapa waktu lalu Syaikh Mustafa Amr Wardani, pimpinan Darul Iftaa Mesir diminta untuk memberikan keterangan ahli bagi kasus Ahok, banyak ormas Islam yang kebakaran jenggot. Tak terkecuali pihak MUI yang langsung berkirim surat kepada Duta Besar Mesir untuk Indonesia supaya diteruskan kepada Grand Syaikh Al Azhar dan Mufti Mesir di Kairo agar melarang Syaikh Mustafa memberikan keterangan ahli.

Usaha mereka berhasil. Syaikh Mustafa batal memberikan keterangan ahli di persidangan Ahok. Acaranya di berbagai tempat di Indonesia pun turut dibatalkan. Grand Syaikh Al Azhar menyuruh beliau segera pulang ke Mesir. Alasan yang kita dengar, ada keluarga Syaikh Mustafa yang mengalami sakit sehingga harus buru-buru kembali ke Mesir.

baca juga:
BERITA PAGI INI MENGGEMPARKAN PERKATAAN ...!!!! PRESIDEN RI"Jokowi" = Jika Ahok Terpilih Lagi Menjadi Gubernur, Tidak Menutup Kemungkinan Akan Saya Gandeng Capres Di 2019, Apkah Anda stuju...!!!!
Hal ini tentu menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan masyarakat. Mengapa ormas Islam di Indonesia begitu khawatir jika Syaikh Mustafa memberikan keterangan ahli. Apa mereka takut Syaikh Mustafa akan membeberkan kebenaran yang akan bertentangan dengan pendapat mereka. Mungkin saja. Karena kasus ini sebenarnya adalah masalah politik bukan penistaan agama. Jadi maaf saja, jika masih ada yang berpendapat ini adalah masalah penistaan agama, itu semua omong kosong.

Hal itu dipertegas oleh salah satu Ketua MUI yang menyatakan bahwa kesaksian Syaikh Mustafa sama saja dengan mencampuri urusan politik dalam negeri orang lain yang dikhawatirkan akan menimbulkan eskalasi lebih dahsyat serta menyulut fitnah bangsa Indonesia. Entah apa maksudnya, tapi mungkin mereka merasa khawatir jika dianggap telah memfitnah Ahok.

Menilik kehadiran Raja Salman kali ini yang cukup fenomenal terutama dalam hal durasi waktu keberadaannya di Indonesia, saya membayangkan Raja Salman mau menyisihkan waktunya memberikan keterangan ahli di persidangan Ahok. Tujuannya tentu saja untuk meluruskan pemahaman yang sudah terdistorsi oleh kepentingan politik.

Tak kan mungkin ada pihak yang berani meragukan kepakaran Raja Salman terhadap pemahaman Islam. Selain seorang hafidz Al-Quran, Raja Salman juga seorang intelektual dengan gelar Doktor. Dan tentunya beliau berada di pihak netral yang tidak memihak ke kubu manapun. Sehingga keterangan beliau tentu akan dipertimbangkan oleh majelis hakim.

Tidak seperti keterangan ahli yang diajukan oleh JPU sampai sidang kedua belas ini. Netralitasnya sangat diragukan, karena posisi mereka terang-terangan menginginkan Ahok dipenjara. Kalau bisa nih… kalau bisa, Ahok itu gak usah pakai diadili lagi langsung aja dipenjara biar gak bisa jadi gubernur lagi. Makanya semua pendapatnya seragam, tidak objektif. Tujuan mereka hanya satu bagaimana caranya agar Ahok tidak bisa jadi gubernur lagi.

Nah, kalau Raja Salman yang memberikan keterangan ahli pasti sangat objektif. Karena beliau sangat paham mengenai tata bahasa Al-Quran. Apalagi bahasa Al-Quran merupakan bahasa ibu bagi beliau. Raja Salman akan menjelaskan bahwa tidak ada penistaan agama dalam kasus yang sedang dialami oleh Ahok.

Ayat Al Maidah 51 tidak terkait dengan memilih pemimpin. Awliya itu dapat diartikan teman dekat, sekutu atau teman setia. Cuma di Indonesia awliya itu diartikan pemimpin, di negara lain enggak tuh. Tapi syukurlah terjemahan Al-Quran versi LPMQ Kementerian Agama yang baru sudah memperbaiki terjemahannya menjadi teman setia.

Dalam Islam tidak ada tradisi memilih gubernur. Gubernur itu ditunjuk oleh Amirul Mukminin. Karena memang gubernur itu bukan pemimpin. Gubernur adalah pelayan masyarakat. Atau boleh lah pakai istilah Ahok biar agak keren dikit bahwa gubernur itu hanya seorang administrator.

Jadi untuk urusan Pilkada seperti di Indonesia tak perlu bawa-bawa agama. Pilih saja yang sesuai sama hati kamu. Utamakan yang mau bekerja untuk kepentingan rakyat. Jadi tidak benar bahwa Al Maidah 51 itu terkait dengan urusan memilih gubernur. Ini semua hanya urusan politik. Jangan nodai agama dengan berusaha menariknya ke dalam lumpur politik.

Jadi adem deh kalau Raja Salman sudah memberikan keterangan ahli seperti ini. Umat Islam di Indonesia juga akan damai karena mendengar penjelasan langsung dari pakarnya. Bukannya mau merendahkan keterangan ahli di sidang kasus Ahok ya. Tapi keterangan Raja Salman pasti mempunyai legitimasi yang lebih kuat. Karena bahasa Al-Quran itu merupakan bahasa Arab yang merupakan bahasa ibu Raja Salman. Otomatis beliau lebih paham bahasa Al-Quran dibandingkan ahli agama di sidang kasus Ahok.

Ada cerita lucu tentang orang Indonesia dengan orang Arab mengenai pemahaman mereka terhadap bahasa Arab yang diceritakan Sinta Nuriyah Wahid istri alm Gusdur. Jadi suatu ketika Gusdur berkata kepada Raja Arab yang selama ini terkenal jarang tersenyum.

“Yang Mulia, rakyat Indonesia sebenarnya banyak yang pintar berbahasa Arab. Tapi sedikit berbeda dengan bahasa Arab disini. Yang dipelajari itu bahasa Arab yang formal dan baku seperti bahasa Arab kitab bukan seperti bahasa komunikasi masyarakat Arab disini. Jadi suatu ketika jamaah haji Indonesia membaca tulisan mamnu’uddukhul pada sebuah ruangan. Tulisan itu artinya dilarang masuk. Namun sang jamaah tersebut menafsirkannya berbeda. Mamnu’uddukhul menurut versi kitab fiqh artinya dilarang bersetubuh. Maka jamaah tersebut pun berkomentar, orang Arab itu memang keterlaluan, masa melakukan hal seperti itu di tempat ini”.

Raja Arab yang jarang tersenyum itu pun tertawa terpingkal-pingkal mendengar cerita Gusdur.
sumber" http://www.metronews.gq/
Demikian semoga bermanfaat,terima kasih.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »